Oleh: Khoirul Taqwim
Sebelum lebih jauh kita memahami tentang liberalisasi menutup kemajuan masyarakat tradisional, terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan masyarakat tradisional, agar dalam pembahasannya dapat memetakan tentang tradisionalis itu sendiri, masyarakat tradisional yaitu: masyarakat pribumi yang menjadi mayoritas penduduk, yang sangat teguh memelihara dan memajukan dalam berupaya memperjuangkan merebut jati diri dari penjajahan kultural Barat. Sebagai bukti pemeliharaan dan memajukan terhadap prinsip-prinsip dalam masyarakat, mereka berpegang teguh pada pola kehidupan pribumi yang lebih arif dan tidak meniru bangsa kapitalis imperialis (kaper).
Liberalisasi merupakan momok bagi masyarakat pribumi sebab liberalisme mengarah menuju gerakan kapitalisme, Sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah organisasi "raksasa" yang tercipta sebagai alat imperialisme. Sistem kapitalis tidak terlepas dari gejala konjugtur. (konjungtur adalah gerak gelombang kehidupan ekonomi)
Hak miliki privat memungkinkan semua orang untuk mengendalikan apa saja yang dimilikinya, menikmati manfaatnya, melaksanakan kontrak-kontrak, sehubungan dengan atau menjualnya atau mewariskannya pihak lain. Setiap individu apabila diperbolehkan mengejar kepentingan dirinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah seakan-akan dibina oleh tangan tak terlihat dalam upaya mencapai hal yang terbaik bagi masyarakat.
Faktor-faktor Penghambat Proses kemajuan tradisional
Pertama, kaum liberalis sejak semula telah membawa program memecah belah masyarakat pribumi dengan mengirim duta-duta yang mampu menggeregoti tradisi local yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan bangsa kapitalis imperialis (kaper). Upaya memecah belahnya akan membuat bangsa tersebut lemah sehingga mudah ditundukkan agar berkiblat pada jejak imperialis. Kaum imperialis menyadari bahwa memukul masyarakat tradisional di Indonesia adalah tidak mungkin kecuali masyarakat tradisional berada dalam kondisi terpecah belah.
Kedua, para imperialis berusaha keras menghancurkan tanaman-tanaman tradisional, usaha-usaha yang telah ada, sistem pemilikan, pertukaran, produksi, dan pekerjaan umum yang dilakukan oleh masyarakat tradisional. Upaya ini merupakan salah satu strategi menghalangi kemandirian yang mengakibatkan masyarakat pribumi menjadi jajahan yang mengekor pada bangsa Barat.
Mereka menuntut agar masyarakat pribumi dalam menjalankan tata cara hidup dan memandang kehidupan sesuai dengan kepentingan bagsa kapitalis imperialis (kaper), serta nilai-nilai moral dan social yang arif dari masyarakat tradisional dapat direnggut oleh masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai liberalisme.
Kemudian mereka melancarkan perang psikologis untuk menghadapi kelompok pribumi yang menentang barat dalam berbagai aspek. Usaha ini dilakukan dengan mengubah konsep-konsep kebudayaan tradisional ke konsep barat.
Demikianlah proses terbentuknya masyarakat liberal, Kemudian masyarakat baru ini berusaha memperkokoh eksistensinya di sisi masyarakat tradisional yang berupaya sekuatnya tetap mempertahankan jati diri.
Ketiga, kaum imperialis memfokuskan perhatiannya untuk menghancurkan peranan ilmu-ilmu pribumi dan lembaga-lembaga pendidikan tradisional yang bercorak kebangsaan dan tradisi. Mereka mengubah pola kehidupan kultural yang dihayati masyarakat tradisional serta melecehkan dan menghinanya secara berlebihan. Kemudian mereka membangun sekolah-sekolah yang di masuki ide-ide liberal dan memberi semangat kepada para siswa untuk memasuki universitas-universitas yang mengandung unsur liberal ala barat.
Setiap parameter mereka dijadikan sebagai ukuran yang berlaku pada masyarakat liberal, serta para pegawai, pembuat hukum, kalangan profesi, intelektual, pendidik, sastrawan, dan budayawan dijadikan sebagai pelopornya. Padahal ukuran-ukuran baru yang ditawarkan tidak relevan dengan realitas masyarakat tradisional, dan hanya relevan dengan alumni sekolah-sekolah dan universitas-universitas mereka, serta orang-orang yang mengambil program dan metodologinya dalam bidang-bidang tersebut.
Demikianlah, tugas-tugas dan posisi-posisi di dalam negara, tentara, koperasi, bank, dan lembaga-lembaga kebudayaan merupakan bagian dari proyek alumni perguruan tinggi Barat atau hasil modernisasi ala Barat. Sedangkan lapisan terdidik dari kelompok masyarakat tradisional tidak memperoleh kesempatan dalam proyek ini.
Liberalisasi membentuk virus masyarakat yang Konsumtif
Realita sosial menunjukkan bahwa racun yang disebarkan kaum imperialis untuk mengubah perjalanan masyarakat menuju liberalis, ternyata membentuk prinsip-prinsip dasar untuk menyempurnakan strategi pembebasan diri dari dominasi asing. Kekuatan nasional yang bergerak menuju terciptanya masyarakat liberalis tidak memahami dimensi kultural dalam konflik yang terjadi. Mereka dengan bersemangat menghancurkan semua aspek yang telah mapan dalam masyarakat tradisional, yaitu:, pendidikan, kebudayaan, tradisi, dan perilaku.
Jaringan Islam Liberal sadar atau tidak sadar telah membawa virus ideologi dari bangsa barat, sehingga menjadi kekuatan imperialisme yang tidak hanya melakukan dominasi politik langsung dan mereka juga merampas ekonomi, bahkan mereka merusak dimensi kultural untuk menghancurkan prinsip-prinsip kepribadian yang ada dalam kehidupan masyarakat pribumi. penyebar virus ini akan mengurangi perjuangan melawan imperialisme. Begitu pula perjuangan ekonomi akan melemah jika prinsip-prinsip dasar itu mengendur.
Dunia terperosok dalam perangkap rasionalisme destruktif atau tepatnya dalam pola kehidupan