by: Khoirul Taqwim
Mayat berjalan
Di antara kepala manusia berderet
Membumbung setinggi nahkoda kehidupan
Mewarna sempoyongan langkah kaki
Sampai tak ada kata terucap lewat bibir yang kaku
Mayat berjalan
Kepasar, campus, terminal dan kemana saja
Sesuka hati dan jiwa kan melangkah
Mayat berjalan kian nampak hilang
Di telan gempa alam yang makin runyam
Sampai badan lemas gemulai tak berdaya
Menjadi puing-pung rasa yang makin menusuk
Mayat berjalan
Karena hidup dengan kendaraan jasad
Nanti juga kembali pada-NYA
Mayat berjalan
Di antara kepala manusia berderet
Membumbung setinggi nahkoda kehidupan
Mewarna sempoyongan langkah kaki
Sampai tak ada kata terucap lewat bibir yang kaku
Mayat berjalan
Kepasar, campus, terminal dan kemana saja
Sesuka hati dan jiwa kan melangkah
Mayat berjalan kian nampak hilang
Di telan gempa alam yang makin runyam
Sampai badan lemas gemulai tak berdaya
Menjadi puing-pung rasa yang makin menusuk
Mayat berjalan
Karena hidup dengan kendaraan jasad
Nanti juga kembali pada-NYA