Sungguh tragis nasib kebebasan berorganisasi di Indonesia, sejak muncul aksi sejumlah oknum preman di Kalteng dalam melakukan sebuah penolakan dengan membawa berbagai senjata tajam, mandau, tombak dan berbagai senjata lainnya, dengan peristiwa tersebut telah menciderai kerukunan antar sesama anak bangsa.
Aksi para preman semakin Terang-terangan di berbagai daerah maupun kota. Bahkan ada dugaan aksi premanisme di kalteng saat mengusir FPI telah melibatkan sejumlah pejabat di Kalteng. Sungguh peristiwa ini sangat mengerikan di era kebebasan dalam berorganisasi, apalagi pada saat itu para petinggi FPI berencana mengadakan acara Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi ternyata malah di hadang sejumlah preman dengan persenjataan lengkap.
Dengan peristiwa sejumlah preman menghadang FPI telah mengakibatkan citra buruk bangsa Indonesia dalam mengemban amanah sebagai negara demokrasi terbesar di tingkat lokal maupun Internasional, apalagi kalau peristiwa pengusiran organisasi ini terus mewabah menjadi penyakit kanker di negeri Indonesia, tentu sangat meresahkan keharmonisan bangsa di tengah-tengah keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keberagaman bangsa Indonesia sudah tertuang dalam falsafah "Bhinneka Tunggal Ika", sudah seharusnya menjadi acuan anak bangsa dalam menghadapi segala perbedaan. Sehingga tidak ada bahasa premanisme dalam menolak keberadaan suku, agama, golongan dan berbagai perbedaan lain, agar kedepan tidak ada Cara-cara melegalkan bentuk kekerasan dengan mengatasnamakan simbol tertentu, seperti peristiwa di Kalteng dengan mengatasnamakan masyarakat Dayak, padahal tidak semua masyarakat Dayak menolak kedatangan FPI, tetapi melihat dari cara penolakan yang sangat mengerikan di duga para premanlah yang melakukan aksi penolakan FPI di Kalteng.
Dugaan lebih jauh lagi dalam pengusiran petinggi FPI di Kalteng. ternyata tidak hanya sebatas mengusir FPI di Kalteng, tetapi ada dugaan aksi preman menentang FPI saat menghadiri Maulid Nabi mengarah sebuah rencana pembunuhan. Mengingat dalam pengusiran tersebut di duga ada sejumlah preman membawa berbagai senjata tajam, mandau, tombak dan berbagai senjata lainnya.
Dengan peristiwa FPI menghadiri maulid Nabi Muhammad SAW dan terjadi pengusiran di bumi Kalteng merupakan salah satu bentuk pelanggaran kebebasan berorganisasi, apalagi ada motif percobaan pembunuhan. sehingga dengan peristiwa tersebut harus sesegera mungkin di usut secara gamblang, agar tidak terjadi pengusiran maupun percobaan pembunuhan oleh para preman dalam mengambil langkah sepihak.
Nah! dari tulisan di atas semoga bangsa Indonesia terbebas dari penyakit kebencian terhadap kelompok tertentu, agar kedepan bangsa Indonesia terjadi sebuah kerukunan dalam kehidupan masyarakat, dan tentu menghargai sebuah perbedaan dengan arif dan bijaksana, agar tidak terjadi premanisme dalam mengambil langkah perbedaan. Mengingat bangsa Indonesia mencakup keberagaman suku, agama, dan golongan. Dan Allah maha pemurah lagi maha penyayang.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)................... ........ ..