Turki dan Suriah Pintu Gerbang Perang: Blok Barat Vs Blok Timur


Masalah Suriah atas pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar al Assad, telah mengundang beragam opini yang berkembang dalam kehidupan masyarakat secara luas, apalagi blok barat yang dipimpin Amerika Serikat dianggap Ikut campur masalah dalam negeri di Suriah. Sehingga kondisi Suriah semakin memanas. Karena Suriah menganggap pemberontakan didalam negerinya tak lepas dari campur tangan blok barat.

Keberanian Suriah tidak hanya sebatas slogan terhadap blok barat yang ikut campur memperkeruh persoalan dalam negerinya. Bahkan Suriah menganggap Amerika Serikat dan Negara-negara NATO sebagai biang keladi masalah yang semakin runyam dinegeri Suriah saat ini.

Perkembangan terkini masalah Suriah dengan Negara-negara NATO, ternyata tidak mengalami sebuah titik temu perdamaian, tetapi malah semakin memanas keadaan tersebut. Sehingga kondisi ini dapat memicu perang antar Blok barat Vs Blok Timur semakin memanas.

Kabar tentang jatuhnya pesawat Turki yang ditembak oleh Suriah, ternyata menambah kondisi yang semakin memperkeruh keadaan di daerah konfliks tersebut, apalagi Presiden Suriah Bashar al Assad telah mengatakan negara itu dalam keadaan perang dan harus menggunakan segala cara untuk menang dalam perang.

Konstelasi politik dan keamanan dua negara bertetangga Suriah dan Turki kian hari semakin memanas, apalagi perkembangan berita tentang kedua negara ini, telah mendapatkan dukungan yang berbeda. Suriah didukung blok timur dan dimotori negara Iran, Rusia, Cina, sedangkan Turki dimotori negara Amerika Serikat dan NATO.

Masalah Suriah dan Turki dapat mengakibatkan sebuah pintu gerbang pecahnya sebuah perang antar blok barat Vs blok timur. Kalau blok barat dan blok timur sudah mengarah atas perang berdarah, tentu akan menghasilkan sebuah kekuatan perang yang maha dahsyat, dan tidak menutup kemungkin perang dunia ketiga dengan persenjataan nuklir dapat meletus dalam peristiwa perang yang semakin nyata mengarah antar blok barat Vs blok timur.

Turki dan Suriah merupakan sebuah skenario perang besar yang dapat menghasilkan sebuah perang antar blok barat Vs blok timur, dan akan mengarah dari perang dingin menuju perang nuklir, tentu peristiwa ini akan menambah kondisi situasi yang semakin gawat dan berbahaya bagi keberlangsungan spesies manusia, apabila perang nuklir Benar-benar terjadi antar kedua blok yang semakin menuju mengarah perang sesungguhnya.

Keberadaan perang dingin yang dulu sering kita kenal, telah berganti dengan sebutan perang dunia ketiga, apabila perang antar blok Benar-benar terjadi. Lalu kalau perang dingin berakhir dan menuju perang yang sesungguhnya, dimana letak posisi Indonesia dan Malaysia dalam perang antar blok? apakah Indonesia tetap non blok? padahal Malaysia sudah masuk dalam pintu gerbang blok barat, semua tinggal menunggu bom waktu yang tepat dalam menunjukkan siapa yang paling kuat dalam lingkaran blok tersebut.

Dari tulisan sederhana ini dapat diambil sebuah kesimpulan kecil. Bahwa perang yang melibatkan antar dua negara, ternyata dapat memicu perang yang lebih jauh lagi, tentu sebuah perang yang kita kenal dengan istilah perang dunia ketiga. Dan semoga Allah memberi rahmat dan berkah kepada para pembaca tulisan singkat ini, Amiin.........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
...................

Miris!, Perbandingan Kesejahteraan Pendidik Negeri Dengan Non Negeri


PNS merupakan anak negara yang mendapatkan jatah APBN dalam gaji setiap bulannya. Sehingga wajar PNS atau disebut dengan istilah pendidik negeri hidup dalam kesejahteraan, apabila dibanding para pendidik non negeri, walaupun tidak semua pendidik non negeri atau non PNS hidup dibawah kelayakan, tetapi mayoritas pendidik non negeri lebih ironis nasibnya dibanding para pendidik negeri.

Lebih ironis lagi, saat melihat para pendidik non negeri ada yang digaji seratus ribu kurang setiap bulannya, tentu ini merupakan sebuah potret buram dilembaga pendidikan Indonesia. Sedangkan para pendidik dengan status negeri Rata-rata digaji negara diatas satu juta, berarti perbandingan ini sangat tidak logis, kalau keduanya diperbandingkan secara transparan.

Pemerintah sebagai penyelenggara negara sudah sepatutnya memberikan sebuah solusi dengan memberikan kesejahteraan kepada para pendidik non negeri, apalagi pendidik non negeri di Indonesia begitu banyak keberadaannya. Karena kalau para pendidik non negeri tidak diperhatikan pemerintah secara serius dalam masalah kesejahteraan, tentu dalam proses belajar mengajar sangat dapat mengganggu kinerja para pendidik non negeri. Mengingat makan saja para pendidik non negeri megalami kesulitan, apalagi diajak berpikir yang lebih jauh lagi tentang proses belajar.

Tantangan pengelola negara atas masalah kesejahteraan para pendidik, agar tidak terjadi diskriminasi terlalu jauh antara pendidik negeri dengan non negeri, sudah sepatutnya mengambil sebuah kebijakan secara tepat dalam memberikan perhatian khusus para pendidik yang bergejolak didunia pendidikan. Karena kalau pengelola negara tidak memperhatikan secara serius masalah perbedaan antara para pendidik negeri dengan non negeri, tentu kedepan akan mengakibatkan sebuah destruktif dalam dunia pendidikan.

Kesejahteraan para pendidik negeri maupun non negeri, sudah semestinya mendapatkan perlakuan yang sama tanpa perbedaan yang serius, apabila bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar di Nusantara ingin membangun pendidikan yang lebih mencerdaskan dalam menatap masa depan, tentu dengan tujuan mampu membangun kesejahteraan para pendidik negeri maupun non negeri, agar dapat maju kedepan dalam melangkah menuju perbaikan disegala aspek kehidupan. Sehingga potret antara para pendidik negeri dengan non negeri tidak terjadi perbedaan, seperti: langit dan bumi dalam soal kesejahteraan.

Para pendidik negeri sering di istilahkan sebagai anak negara, sedangkan para pendidik non negeri sering di istilahkan sebagai anak tiri dari pengelola negara, tentu munculnya istilah ini, apabila dilihat dari sudut perhatian pemerintah sebagai pengelola negara dalam memperhatikan antara pendidik negeri dengan non negeri mengalami sebuah perbedaan yang sangat jauh sekali. Berangkat dari sinilah pemerintah sebagai pengelola negara harus memperhatikan masalah ini secara serius, agar kedepan para pendidik negeri dengan non negeri tidak mengalami permasalahan yang semakin mengarah dalam bentuk kesenjangan yang lebih serius lagi.

Miris!, Inilah Kata-kata yang pantas diucapkan pada saat melihat perbedaan kesejahteraan antara pendidik negeri dengan non negeri. Mengingat masyarakat Indonesia sudah semestinya mendapatkan perlakuan yang sama dimata pengelola negara. Karena kalau ini terus berlanjut dari generasi ke-generasi, tidak menutup kemungkinan bangsa Indonesia akan mengalami sebuah regresi sebagai bangsa yang gagal dalam mewujudkan persamaan disegala aspek kehidupan.

Masalah pendidik negeri dengan non negeri merupakan sebuah pekerjaan rumah yang berat bagi pengelola negara, tetapi yang perlu diperhatikan para pengelola negara. Bahwa uang yang digunakan menggaji para pendidik negeri itu juga termasuk uang negara. Sehingga kalau itu termasuk uang negara, berarti itu termasuk uang masyarakat bangsa Indonesia. Berangkat dari sinilah sudah semestinya para pengelola negara sebagai penerima amanah mampu menyalurkan uang masyarakat secara tepat sasaran, dan tanpa Membeda-bedakan antara masyarakat yang satu dengan lainnya. Semoga Allah memberi rahmat dan berkah bagi para pendidik negeri maupun non negeri diseluruh Nusantara, Amiin............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
...................

Dagelan Amerika Serikat Sebagai Negara Terlucu


Amerika Serikat Seolah-olah sudah menjadi negara super power paling nomor satu. Sehingga dengan segala cara Amerika Serikat terus berusaha menjadi pemimpin dari berbagai negara dibelahan dunia, walaupun banyak yang mempertentangkan eksistensi kepemimpinan negara Amerika Serikat, tetapi negara Amerika serikat dengan segala cara menutup mata atas oposisi dari berbagai belahan dunia atas kepemimpinannya.

Negara Amerika Serikat terus berusaha menjadi pemimpin berbagai begara belahan dunia. Bahkan kebijakan Amerika serikat terkadang agak konyol, bagaimana tidak? Amerika serikat mempunyai ribuan senjata nuklir, tetapi melarang Iran membuat senjata nuklir. Berangkat dari sinilah menunujukkan kepemimpinan Amerika serikat hanya sebatas gincu belaka, tetapi tidak memberikan sebuah suri tauladan yang baik. Karena kalau Amerika Serikat memang melarang negara lain mempunyai senjata nuklir, tentu sudah sepatutnya Amerika memberikan suri tauladan terlebih dahulu. Bahwa Amerika Serikat bebas dari senjata nuklir.

Kasus Iran mengenai senjata nuklir dapat menjadi tontonan lelucon dibelahan dunia. Bahwa Amerika Serikat seperti anak kecil yang ingin menang sendiri. Karena bangsa Iran dilarang membangun senjata nuklir, sementara Amerika Serikat mempunyai ribuan senjata nuklir yang tak terbantahkan. Lagi-lagi dari sinilah dapat diambil sebuah analisa tentang negara Amerika serikat dalam mengambil sebuah kebijakan, ternyata Amerika Serikat hanya sepihak dalam mengambil sebuah kebijakan, tenpa melihat dari sisi yang lain.

Sebenarnya, Kalau negara Amerika Serikat ada itikad baik dalam menjalin sebuah perdamaian antar negara dibelahan dunia, tentu harus memberikan suri tauladan baik terlebih dahulu sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian, tetapi kalau Amerika Serikat malah menekan lawan politis negara yang tidak sepihak, berarti Amerika Serikat hanya sebatas pemimpin diri sendiri dan negara sekutunya, tetapi bukan pemimpin negara secara keseluruhan di belahan dunia.

Paling lucu Amerika Serikat membentuk sebuah organisasi PBB sebagai jalan menekan lawan politis. Bahkan tak jarang PBB terlihat hanya sebatas boneka Amerika Serikat dengan segudang peraturan yang sesuai dengan kebijakan Amerika Serikat. Berangkat dari sinilah dapat dilihat tentang masalah kasus penanganan agresi militer Amerika Serikat di Irak, Afghanistan, dan masih banyak negara yang terkena imbas kesengsaraan dari istilah PBB bentukan Amerika Serikat dan sekutunya.

Indonesia juga tak luput dari dagelan PBB saat menghadapi Malaysia dalam masalah kasus pulau Sipadan dan Ligitan, pada saat itu Indonesia kalah dalam membangun diplomasi politis dalam mempertahankan kedua pulau tersebut. Karena disebabkan Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia dalam perebutan pulau Sipadan dan Ligitan.

Dagelan ala Amerika Serikat bermain lelucon di negara Indonesia tak hanya masalah Sipadan dan Ligitan, tetapi masalah kasus Timur Leste dengan istilah referendum, padahal referendum yang dibentuk Amerika Serikat dan sekutunya tak lebih hanya sebatas gincu pemanis belaka. Karena pada substansinya Amerika Serikat ingin membelah negara Indonesia sebagai negara Kecil-kecil dikawasan Asia Tenggara. Sehingga Indonesia menjadi negara inferior dan tak berdaya dalam menghadapi dagelan ala Amerika Serikat yang lebih lucu lagi.

Berangkat dari analisa diatas, sudah semestinya Indonesia harus lebih waspada dari lelucon Amerika Serikat dalam mengambil sebuah kebijakan secara sepihak. Karena kalau tidak Berhati-hati negara Indonesia bisa saja menjadi buah simalaka dalam menangani berbagai permasalahan di dalam negeri maupun di luar negeri, tentu masalah yang siap menjadi konsumsi dagelan Amerika Serikat tentang kasus Ambalat, Papua dan berbagai masalah lain, semua kasus dalam negeri maupun luar negeri siap mengantarkan Kekacauan Indonesia disebabkan dagelan ala Amerika Serikat.

Waspada, Inilah jalan terbaik, apabila Sewaktu-waktu Amerika Serikat dengan segudang manuver lelucon. Karena tidak menutup kemungkinan Amerika Serikat mampu mengambil alih kendali penuh negara Indonesia. Sehingga merusak keutuhan NKRI dan merusak diberbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia.

Kebijakan Amerika Serikat dalam menangani masalah kasus dibelahan dunia tak jauh hanya sandiwara dalam memenangkan diri dan sekutunya, tetapi menghiraukan dari sisi yang lain. Bahkan bangunan diplomasi Amerika Serikat begitu terlihat kebohongan yang penuh dengan lelucon ala anak kecil yang ingin menang sendiri.

Organisasi PBB sebagai alat paling lucu bentukan Amerika Serikat dengan tujuan melawan negara yang tak sepaham dengan kepentingan negara Amerika Serikat dan sekutunya. Sehingga wajar, apabila negara di belahan dunia yang tak sepaham dengan gagasan Amerika Serikat selalu diberi nilai merah, baik masalah kasus HAM maupun masalah kasus yang lebih pahit lagi. Karena mereka berani menentang sang dagelan ala Amerika Serikat dengan segudang leluconnya.

Dari tulisan di atas dapat dikerucut. Bahwa Amerika Serikat dapat dikategorikan sebagai negara terlucu didunia dengan segudang kebijakan yang sepihak, tetapi anehnya dibalik kebijakan sepihak Amerika Serikat terkadang terlihat indah dan nyaman. Bahkan lebih ironis lagi terlihat damai, padahal itu semua hanya sebatas lelucon ala Amerika Serikat, tentu dalam menangani permasalahan tentang kasus di belahan dunia yang penuh tipu daya dan lelucon menyesatkan. Semoga Amerika Serikat segera mungkin menyadari sebagai negara terlucu dibelahan dunia dengan segudang dagelan ala PBB digedung putih Washington, DC, Amiin......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)............................

Sejarah Besar Jejaring Sosial Kiber



Sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari putaran arus asal muasal perkembangan jejaring sosial dijagat maya. Maka berangkat dari sinilah perlu mengetahui bagaimana sejarah besar jejaring sosial muncul di jagat maya? agar mampu menganalisa perkembangan jejaring sosial di jagat maya yang saat ini melaju dengan pesat dan semakin terarah keberadaannya. Karena sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari sebuah pusaran munculnya sebuah jejaring sosial di jagat maya saat ini.

Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung.

Berangkat dari dua model berbeda dari jejaring sosial yang lahir sekitar pada tahun 1999 dengan berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com.

Perkembangan jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan, telah dipakai pada beberapa situs UK regional di antara tahun 1999 dan 2001. Inovasi meliputi tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan hubungan.

Pada tahun 2005, suatu layanan jejaring sosial MySpace, dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google dengan Facebook. Inilah pesaing yang tumbuh dengan cepat dalam perkembangannya.

Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.

Sedangkan Jejaring sosial kiber asal muasal pertemuan Fahrul Amrullah dengan dunia Informatika. Sehingga mampu menggabungkan berbagai elemen dalam merekonstruksi sebuah jejaring sosial yang saat ini hadir ditengah-tengah masyarakat dalam kehidupan dijagat maya.

Fahrul Amrullah lahir dari Nganjuk Jawa Timur dan hijrah ke-Ibu Kota Jakarta, untuk melanjutkan kuliah setelah selesai menamatkan diri dari MAN Nglawak Kertosono. Dan pilihan Fahrul Amrullah dalam melanjutkan kuliahnya jatuh pada kampus BSI sebagai tempat memperdalam ilmu tentang manajemen Informatika.

Kehadiran jejaring sosial kiber merupakan pertemuan Fahrul Amrullah pada masa menuntut ilmu yang bergejolak dengan berbagai dunia Ilmu Informatika. Sehingga menghasilkan sebuah karya besar jejaring sosial kiber yang dapat dinikmati saat ini, walaupun kiber sampai hari ini masih dalam kondisi kekurangan, tetapi Fahrul Amrullah bertekad membangun sebuah jejaring sosial kiber sebagai salah satu alat komunikasi dan informasi, baik ditingkat lokal maupun internasional.

Sang kreator kiber sering dijuluki oleh teman-temannya dengan sebutan nama, yaitu: Fahrul Cyber Freedom. Entah nama ini asal muasalnya dari mana? tetapi nama ini sudah tak asing lagi di kalangan para pengguna aktif dijejaring sosial kiber.

Fahrul Amrullah merupakan sosok yang mampu menggambarkan beragam permasalahan tentang jejaring sosial kiber. Namun sejarah besar jejaring sosial kiber dalam keberlanjutannya, ternyata tak lepas dari dukungan berbagai teman maupun kerabat, baik teman sekampus maupun teman yang bergerak seprofesi sebagai penggiat jejaring sosial di Indonesia.

Kelahiran jejaring sosial kiber berangkat dari kebiasaan Fahrul Amrullah bermain facebook dan forum. Sehingga memunculkan gagasan cemerlang dalam menggabungkan facebook dan forum. Berangkat dari sinilah sebuah terobosan jejaring sosial kiber hadir di Tengah-tengah gencarnya serangan jejaring sosial dari luar negeri. Sehingga keberadaan jejaring sosial kiber diharapkan mampu bersaing dengan jejaring sosial yang sudah populer dan membahana dijagat maya saat ini.

Dari uraian diatas dapat dikerucut sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari sang kreator Fahrul Amrullah dan dibantu teman maupun kerabat dalam mengembangkan jejaring sosial kiber dalam keberlanjutannya. Inilah sekilas sejarah besar jejaring sosial kiber dalam mengarungi keberlangsungannya dalam membangun informasi dan komunikasi di jagat maya. Semoga tulisan kecil ini dapat menambah informasi tentang sejarah besar jejaring sosial kiber, Amiin............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.................

(Gawat) Masalah Papua, Amerika Serikat Siapkan Pangkalan di Darwin


Papua memanas Gara-gara sekelompok OPM terus bergerilya menyerang dan menghancurkan segala yang di anggap menghambat perjuangannya, tentu kejadian ini membuat para TNI siap siaga penuh menghadapi segala terburuk di papua, tetapi yang paling mengkhawatirkan bukan dari serangan OPM. Namun Amerika dan Australia terus membangun kekuatan militer di daerah Darwin. Bahkan jarak Pangkalan Militer AS di Darwin dengan Indonesia sekitar kurang lebih 820 KM.

Masalah Papua memang tidak pernah ada habisnya, sejak Papua bergabung dengan NKRI daerah tersebut Seolah-olah menjadi lahan kekerasan yang tak berkesudahan. Bahkan sampai saat ini masalah klasik tentang kemerdekaan Papua terus di kumandangkan oleh sekelompok penentang kedaulatan republik Indonesia.

Masalah Papua mengingatkan tragedi Timur Leste yang telah lepas dari pangkuan bumi pertiwi. Sebab terlepasnya Timur Leste berkat konspirasi bangsa Australia dan di dukung penuh Amerika Serikat dalam mengawal kemerdekaan Timur Leste.

Peran Australia dan Amerika Serikat dalam berusaha membuat negara Indonesia terbelah menjadi beberapa bagian, tidak serta merta berkutat masalah papua. Namun lebih jauh lagi mereka menggalang kekuatan dan berusaha memecah bangsa Indonesia dengan terbagi beberapa daerah kecil, agar Indonesia menjadi negara inferior dan tidak menjadi sebuah negara super power di kawasan regional maupun Internasional.

Ironisnya, Amerika Serikat membangun pangkalan militer di Darwin dengan jarak yang sangat dekat dengan Indonesia, tentu kondisi ini sangat mengkhawatirkan keutuhan NKRI. Karena keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat Sewaktu-waktu dapat di gunakan dalam melakukan sebuah serangkaian agresi militer terhadap Indonesia.

Bangsa Amerika Serikat memang sudah mengambil penuh emas di Papua. Namun ternyata emas di Papua tidaklah cukup bagi Amerika sebagai bentuk pajak bangsa dunia ketiga terhadap bangsa super power. Karena bangsa Amerika menginginkan wilayah Papua lebih jauh lagi, tidak sekedar masalah emas, tetapi sudah masuk dalam ranah politis, agar ekspansi Amerika Serikat di segala bidang dapat terwujud secara penuh terhadap negara Indonesia saat ini.

Kalau OPM terus melakukan serangkain serangan terhadap keutuhan NKRI, tentu TNI tidak akan tinggal diam, tetapi TNI akan melakukan sebuah perlawanan terhadap OPM. Berangkat dari sinilah kondisi seperti ini yang diharapkan Amerika Serikat dan Australia. Sehingga keberadaan kedua negara ini dengan di bantu lembaga PBB sebagai organisasi bentukan Amerika Serikat dan Konco-konconya akan melakukan serangkaian tekanan politis terhadap NKRI. Bahkan kalau perlu dengan menggunakan agresi militer dalam mewujudkan mimpi dan tujuan bangsa Amerika Serikat dan sekutunya.

Keberadaan pangkalan Amerika Serikat di Darwin merupakan sebuah bentuk ancaman kedaulatan NKRI. Karena tidak menutup kemungkinan Amerika Serikat akan melakukan agresi militer terhadap Indonesia, apabila bangsa Indonesia tidak memenuhi keinginan bangsa Amerika secara penuh.

Masalah Papua sampai saat ini masih terus memanas. Bahkan solusi masih jauh dalam penyelesaian Papua. Karena bangsa Amerika Serikat dan Australia memang tidak ada itikad baik dalam menyelesaikan konfliks di Papua, tetapi kedua negara ini malah sebagai biang keladi tumbuh suburnya gerakan OPM di bumi pertiwi.

Waspada, Inilah jalan terbaik dalam menghadapi manuver pilitis maupun dalam serangkaian tekanan militer di Darwin, agar Indonesia terus mawas diri jangan sampai Timur Leste jilid dua berlanjut menuju tanah Papua yang di dambakan bangsa Amerika Serikat dan Australia. Semoga Allah menjadi pelindung bagi keutuhan NKRI, Amiin.........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
................

Alhamdulillah, Akhirnya Indonesia Ikhlas Budaya ini di Ambil Malaysia


Begitu sering mendengar ulah bangsa Malaysia mengambil budaya milik bangsa Indonesia secara sepihak. Sehingga membuat merah padam muka para anak negeri, tentu disebabkan klaim sepihak dari Malaysia terhadap berbagai budaya Indonesia.

Keberadaan Malaysia sebagai bangsa serumpun dengan Indonesia, sudah semestinya mampu menghormati budaya Indonesia secara utuh, bukan malah mengklaim sepihak budaya asli Indonesia. Sebab sebagai bangsa yang terhormat Malaysia tidak patut melakukan pengklaiman sepihak terhadap kekayaan budaya milik bangsa Indonesia. Karena sebuah negara besar punya kewajiban menjaga perasaan dan tenggang rasa antar satu sama lainnya.

Indonesia merupakan negara besar dikawasan Asia Tenggara di banding keberadaan negara Malaysia. Berangkat dari sinilah sudah sewajarnya bangsa Indonesia mempunyai kekayaan budaya yang berlimpah dari Sabang sampai Merauke. Sedangkan Malaysia dalam hal budaya tidak seberapa besar kekayaannya, apabila di banding dengan bangsa sebesar Indonesia.

Melihat kekayaan bangsa Indonesia yang begitu besar di negeri Nusantara dibanding budaya bangsa Malaysia, membuat Malaysia membangun jati diri dengan cara mengambil kekayaan budaya Indonesia, tetapi dengan alasan apapun Malaysia tidak serta merta boleh mengambil budaya milik bangsa Indonesia secara sepihak, walaupun Malaysia tidak terlalu kaya dalam persoalan budaya di negeri tersebut.

Akhir-akhir ini di berbagai media terdengar gencar pemberitan tentang tari Tor-tor dan alat musik Gondang Sambilan (Sembilan Gendang) dari Mandailing, Sumatera Utara telah diklaim sebagai salah satu warisan budaya bangsa Malaysia, tentu pengklaiman sepihak ini tidak dalam hitungan satu dua kali saja, tetapi Malaysia sudah sering mengklaim budaya secara sepihak milik bangsa Indonesia, padahal semua itu sudah semestinya tidak boleh terjadi dalam bentuk alasan apapun, apabila Malaysia mau menghormati tata budaya maupun sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dari beberapa pengklaiman Malaysia terhadap kekayaan bangsa Indonesia, paling menyakitkan pengklaiman sepihak Malaysia dalam masalah wilayah di Indonesia, seperti masalah ambalat yang sampai saat ini belum selesai. Bahkan ironisnya bangsa Indonesia pernah kehilangan Sipadan dan Ligitan dari pangkuan bumi pertiwi, tidak lain dan tidak bukan bangsa Malaysia mengambil kedua pulau tersebut dengan cara yang sangat merugikan bangsa Indonesia.

Sebenarnya, Bangsa Indonesia punya budaya yang boleh di ambil seratus persen oleh Malaysia. Bahkan bangsa Indonesia sangat ikhlas dan berterima kasih banyak kepada Malaysia, apabila Malaysia mau mengambil budaya yang satu ini, tentu tidak lain dan tidak bukan budaya korupsi di Indonesia. Sebab kalau budaya korupsi di Indonesia sudah di ambil Malaysia, Insya Allah Indonesia akan mampu menjadi negara makmur dan sejahtera dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, apabila Malaysia Benar-benar mau mengambil budaya korupsi di Indonesia, Amiin.......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........................

Westernisasi Berlindung di Balik HAM


HAM bagai senjata ampuh yang digunakan bangsa barat dalam memasukkan berbagai gagasan, baik yang menyimpang maupun yang masih bisa di nalar secara budaya masyarakat Nusantara. Sebab HAM tak jarang telah dijadikan pembenaran diri dari bangsa barat dalam melakukan berbagai aksi olah pikir maupun olah dalam bentuk tindakan, tentu dengan tujuan melakukan ekspansi di segala bidang dan arah dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Keberadaan HAM memang begitu mulus saat dijadikan senjata ampuh bangsa barat dalam menekan lawan politis, apalagi disaat terdapat bangsa dunia ketiga yang berseberangan dengan kepentingan bangsa barat. Maka dengan segala cara bangsa barat melakukan sebuah tindakan mencari sebuah kesalahan dengan pembenaran HAM sebagai senjata ampuh dalam menekan para lawan politis maupun lawan dalam bentuk lainnya.

Begitu pula gerakan westernisasi sebagai gagasan bangsa barat dalam meletakkan pondasi ekspansi dalam bentuk pola pikir, baik tentang masalah sosial, budaya, agama dan berbagai bidang lainnya. Semua gerakan westernisasi mengarah pada bentuk ekspansi bangsa barat dalam memasukkan sebuah gagasan yang punya andil kepentingan bagi bangsa barat.

Pola pikir bangsa barat tentang westernisasi bukan hal baru dalam melakukan berbagai aksi. Bahkan westernisasi telah di bungkus dengan istilah HAM. Sehingga bangsa barat dengan melakukan sebuah gerakan westernisasi dengan belindung di balik HAM, agar gerakan westernisasi tidak terlihat secara memaksa. Namun gerakan westernisasi dapat terlihat secara halus, dan dapat terealisasi dengan mudah dalam melakukan berbagai aksi.

Kebebasan ala HAM sering digaungkan para pengusung westernisasi, agar serangkaian gerakan westernisasi terlihat menarik dan baik dalam penilaian masyarakat secara luas, padahal semua itu hanya sebuah tipu daya para pemikir bangsa barat dalam meletakkan pondasi westernisasi.

Saat berbicara tentang masalah HAM, para pengusung westenisasi begitu cantik memoles sebuah bahasa dengan indah, seperti kampanye Irshad Manji dalam pembenaran diri tentang gay dan lesbi. Bahkan tak jarang Irshad Manji menggunakan istilah kebebasan individu dalam mengukur tentang kebebasan HAM sebagai bentuk gerakan westernisasi, tentu gerakan Irshad Manji mengundang polemik bagi kalangan masyarakat secara luas. Sebab kampanye Irshad Manji sudah bicara tidak sekedar masalah HAM, tetapi sudah mengarah pada westernisasi tentang penghalalalan gay dan lesbi di tengah-tengah kehidupan beragama dan bernegara.

Lebih ironis lagi, westernisasi yang digagas Irshad Manji sudah mengarah pada ajaran Islam. Bahwa Islam Seolah-olah menghalalkan tindakan gay dan lesbi, padahal Islam sangat tegas dalam memberi sebuah gambaran tentang gay dan lesbi merupakan sebuah tindakan yang jauh dai Nilai-nilai Islam.

Masalah gay dan lesbi mengingatkan sejarah Nabi Luth dalam berjuang mengingatkan para kaum Sadum, tetapi para kaum Sadum tidak mau meninggalkan tindakan gay dan lesbi, akhirnya azab Allah datang menimpa kaum Sadum. Berangkat dari kisah singkat ini dapat di ambil sebuah pelajaran. Bahwa kaum gay dan lesbi merupakan tindakan yang sangat melanggar dari bangunan norma agama dan berbagai Norma-norma tentang kearifan lokal yang terdapat di bumi Nusantara.

Keberadaan gay dan lesbi yang di kampanyekan Irshad Manji merupakan sebuah bentuk westernisasi, tetapi Irshad Manji dalam kampanyenya tentang gay dan lesbi berlindung di balik istilah humanisme yang terdapat dalam Nilai-nilai HAM. Sehingga masyarakat nusantara sudah semestinya jeli membedakan antara westernisasi dengan HAM, tetapi sayangnya rumusan HAM yang di bangun bangsa barat cenderung mengarah pada pembenaran diri tentang gerakan westernisasi. Sebab HAM dalam kaca mata bangsa barat telah dijadikan sebuah pembenaran diri dalam membendung maupun melawan segala tindakan yang menyimpang dari kepentingan bangsa barat.

Westernisasi di balik HAM merupakan sebuah bentuk penerapan ekspansi ala bangsa barat dalam melakukan berbagai ekspansi ditengah-tengah kehidupan masyarakat secara luas, tentu dengan tujuan mengeruk kekayaan dan membuat kekacauan dalam budaya dan kehidupan masyarakat di Nusantara.

Berangkat dari tulisan sederhana ini dapat di ambil sebuah pembelajaran tentang westernisasi yang di bungkus dengan rapi melalui istilah HAM sebagai bentuk pengejawantahan tentang humanisme ala bangsa barat. Sebab semua itu tak lepas dari bentuk tipu daya bangsa barat, untuk meletakkan pondasi ekspansi di segala bidang dengan jalan westernisasi sebagai alat kekuasaan bangsa barat dalam mencengkeram di bumi Nusantara. Semoga Allah memberi rahmat dan berkah kepada para pemikir Islam di seluruh Nusantara, Amiin..............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
..............

NU Dalam Lingkaran Liberal dan Tradisional


NU merupakan sebuah organisasi masyarakat terbesar di seluruh Nusantara. Namun dalam perjalanan sebuah ormas NU tidak jarang menghadapi berbagai Lika-liku peliknya sebuah tantangan zaman. Sehingga memaksa NU berijtihad dalam mengambil sebuah gambaran, untuk memutuskan tentang sebuah permasalahan yang terjadi dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat.

Salah satu contoh kecil yang masih hangat di telinga masyarakat luas, tentang masalah Lady Gaga yang datang ke-Indonesia, sebagian petinggi NU menilai kedatangan Lady Gaga tidak bermasalah bagi masyarakat NU, tetapi sebagian lagi petinggi NU mengatakan. Bahwa Lady Gaga harus di tolak. Karena tidak sesuai dengan Nilai-nilai luhur masyarakat Nusantara.

Kalangan petinggi NU sebagian berasal dari petinggi Islam liberal. Sehingga nampak wajar NU mulai digiring dalam pola pikir yang cenderung mengadopsi paradigma bangsa barat, tetapi tidak jarang pula para Kyai NU masih berpikir ala kearifan lokal dengan mengedepankan kemaslahatan secara menyeluruh, dan tentu lebih cenderung menggunakan pola pikir tradisional sebagai pijakan dalam melawan segala bentuk westernisasi.

Kalangan liberal masuk dalam wilayah agama dengan mengangkat istilah kebebasan berpikir dan berlindung di balik humanisme, padahal humanisme yang di gagas Islam liberal cenderung mengarah pada pola pikir westernisasi. Inilah sebuah realita yang harus di waspadai masyarakat NU, agar tidak gampang terlena dengan istilah humanisme, tetapi sejatinya cenderung mengarah pada pola pikir dengan bentuk bangunan westernisasi.

NU dalam lingkaran liberal dan tradisional merupakan sebuah pertarungan yang unik, mengapa tidak? Sebab NU mempunyai puluhan juta penganut dalam kehidupan masyarakat. Sehingga sangat wajar NU menjadi ujung tombak sebuah peradaban dalam menumbuh kembangkan atas kemajuan Islam di Nusantara.

Keberadaan NU menjadi jalan licin Islam liberal dengan berusaha memasukkan gagasan pola pikir liberalisme, agar masyarakat NU dapat menerima gagasan bangsa barat dalam menerjemahkan tentang berbagai persoalan, padahal tak jarang gagasan bangsa barat berbenturan dengan Nilai-nilai kearifan lokal.

Islam liberal sangat menginginkan memasuki dalam wilayah NU, agar pola pikir Islam liberal dapat sesegera mungkin di terima di kalangan NU secara universal. Sehingga gagasan westernisasi dengan berkedok humanisme dan pluralisme dapat dengan cepat menyebar dalam tubuh masyarakat NU.

Keberadaan paradigma Islam tradisional masih sangat kental dalam tubuh masyarakat NU. Sehingga Islam tradisional akan menjadi penghalang gagasan Islam liberal dalam mengembangkan paradigma di tubuh masyarakat NU, walaupun tidak menutup kemungkinan NU akan terpecah dalam wadah Islam liberal dan Islam tradisional.

Memang bangsa barat begitu pandai dalam bermain politis di tingkat sosial, budaya, ekonomi, dan agama. Sehingga NU sangat dilirik dalam upaya bangsa barat, untuk melakukan ekspansi dengan bentuk westernisasi sebagai jalan memasukkan gagasan bangsa barat dengan istilah humanisme dan pluralisme.

NU merupakan ormas terbesar di Nusantara telah menjadi incaran bangsa barat, untuk memasukkan sebuah gagasan tentang liberal yang sangat jauh dari Nilai-nilai kearifan lokal. Sebab kalau dalam teori politis, apabila petinggi NU sudah di kuasi dengan paradigma liberal, tentu westernisasi sangat mudah masuk dalam wilayah masyarakat yang lebih luas lagi.

Keberadaan Islam liberal di Indonesia dengan berbagai paradigma dengan berkedok pluralisme, humanisme dan berbagai Isme-isme lain, tentu mempunyai sebuah tujuan memasukkan sebuah gagasan tentang westernisasi dalam kehidupan masyarakat di Nusantara. Berangkat dari sinilah perlu ada sebuah kajian tentang perbedaan westernisasi dan humanisme, agar tidak terjadi serampangan dalam menerjemahkan tentang kedua istilah tersebut.

Kondisi NU sekarang telah menjadi sebuah jalan alternatif dari gagasan Islam liberal dalam memasukkan sebuah gagasan tentang westernisasi, untuk menjadikan NU sebagai corong bangsa barat dalam melakukan ekspansi diberbagai bidang. Sehingga NU harus terus menambah kewaspadaan dalam menerjemahkan sebuah kondisi, agar tidak terjebak dengan istlah humanisme dan pluralisme ala barat. Sebab humanisme berlindung atas kemanusiaan, padahal humanisme yang di bangun bangsa barat mengarah pada westernisasi. Begitu juga pluralisme sangat berbeda jauh dengan keberagaman ala tepa selira yang di bangun masyarakat pribumi.

Semoga Allah selalu memberi petunjuk kepada kami dalam membedakan kebenaran dan keburukan, agar kami tidak menjadi manusia yang sesat dalam mengarungi bahtera kehidupan, Amiin........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.............

traditional paradigm of post-reform Islamic thought


Reform is a big agenda in making a change in the life of the nation. Even the reforms made in a form of liberation from the shackles of building a dictatorship of the regime leadership. Because the reform is a process of building a civilization openly and courageously in taking a stance, for the undertaking and the sacred responsibility in realizing a change.

Reform journey that became a dream of the pioneers in the movement to overthrow the regime of dictator, has changed the paradigm of a closed nation to an open system. Thus resulting in an open system into the new ideology of nationalism. Departing from this system of openness with the proposition put forward has made diversity a freedom of thought patterns evolve rapidly in the life of the nation.

Furthermore, the post-reform system of openness has been included in the territory of religion, the religion of Islam as the granary of new ideas emerging in the reform era with a different face in the current manifest themselves initiated into the world of Islamization. So that there was a very intense battle in the understanding of the Islamization in post-reform era.

Post-reform upheaval in the Muslim world grown so rapidly in the study of economic, social, political, cultural. Starting from the simplest to the most controversial. Even an idea that tends to lead out a community-wide customs are also growing rapidly. That sometimes led to a paradigm across from each other.

Reform
is one of the gates of openness in understanding and translating a variety of problems that occur in people's lives. Even the ideology of reform becomes a way of growing so rapidly go outside Indonesia, both economic, social, cultural, political, educational as well as in other fields.
.

The existence of the reform has been used as a tool by some groups to spread an idea that became an ideology. So that the post-reform thought patterns that deviate from the familiar and understand the religion of Islam appear to align with a variety of different faces.

Most striking in the post-reform Islamic paradigm is a battle between liberal face to face caliphate. So that both faces are often at odds ranging from argument to battle the more phenomenal again. Given the struggle between the liberal against the caliphate is a battle of ideas and culture from an outer archipelago.

Liberal is an idea that came from the west. So the paradigm of liberal groups tend to lead to problems in interpreting a sense of life. Because liberals emphasize the aspect of freedom of individual rights, but the biggest weakness lies in its emphasis on liberal issues that tend to negate the idea of ​​social rights issues.

Though the results of liberal thought often adopt western ideas of the translation of a religious life. Departs from repetition is where liberals are stuck with the idea of ​​freedom leads to false in building paradigms. Because liberals tend to be on if the context in providing a commentary on religious, but in the religious interpretation is not limited to merely rely on the context. However, between text and context must be able to synergize with the right.

While the empire led to a textual perspective in providing a commentary on the Islamization. So stuck in the paradigm of empire and text comprehension are far from multi real life. Departing from this empire building tends to adopt a paradigm of cultural ideas of the Middle East nation in providing an overview of the values ​​of Islamization.

Post-reform paradigm to the realm of the growing Islamization of liberal ideology in the battle against the empire east west center, that creates an idea of ​​traditional Islam as a counterweight to the liberal with a caliphate. Because traditional Islam is more emphasis on aspects of the text and the context in synergy within the scope of values ​​about the Islamization. So in the face of traditional Islam is a form of indigenous communities in exploring the application of an Islamic cultural context, so that there was a real mutuality between text and context of the teachings of Islam.

Traditional Islam is more likely to lead to an idea of ​​the noble values ​​of indigenous people to dig themselves in a concept initiated to Islamization. For middle eastern culture and western culture is not suited to the personality of indigenous communities. Therefore, by digging in the noble values ​​produces a value of local wisdom in the teachings of Islam as a counterweight to enter between the profane and the sacred life. Departure from where the local knowledge can go along with the values ​​of Islamic teachings, to examine a text and context of mutual integration.

Paradigm of traditional Islam is a middle way in translating the values ​​of Islamization, to Indonesia in the post-reform era able to dig up treasures of the archipelago, to be in the mix between text and context are appropriate in achieving the benefit of the people, which is based of the teachings of the sacred religion of Islam. And Allah Give guidance to the truth, the grace, and His glory.

Greetings from our social networking kiber (www.kitaberbagi.com) ..................

Liberal Islam Caught In The meaning of Freedom


Freedom of one of the values ​​of a form of expression and innovation in making a polemical commentary on life. Even freedom has entered the realm of religious interpretation of Islam as liberal in interpreting the text and context, but the paradigm of liberal Islam to Western culture tends to lead in creating a formula, whereas the liberal western culture there is often a contradiction with the meaning of Islam.

Liberal Islamic groups often on behalf of freedom in time to get an argument from the parties other than attack the group, but if it recognizes a liberty within the meaning of a language properly, then it's ready with a map that is so complex in response to a reality of life. Departing from this freedom has been stuck on the idea that individuals and groups on behalf of themselves as liberal Islam in container initiated the trouble to Islamization.

When we speak of freedom in the diverse issues faced. Because not all positive freedom in translating ideas a reality. Even freedom can actually damage the joints of life. Due to the limitations of freedom appear in the abstract understanding of the text and context.

The existence of the meaning of freedom has been made in the argument of liberal Islam as a means to protect or attack other groups. Even the ironic freedom has been emasculated as a tool in building an argument, to create an idea in favor of a paradigm in itself, but when he speaks to the true meaning of freedom, of liberty is a form of paradigm in the reality condition freely, both individually and collectively in life.

The meaning of freedom as a form of manifestation of individual and social life in translating a life. But in reality the idea of ​​freedom in Islam tend to be liberal in the sense of individual freedom, at best, only limited freedom of liberal groups within Islam itself or in line with the concept of liberal Islam. So the idea of ​​freedom in Islam tend to be liberal in giving a partial assessment of a meaning.

Liberal Islam are often speak about freedom of speech, but freedom of speech was limited to the interests of groups and individuals themselves, but often negated aspects of the paradigm of the other groups. Because the paradigm of liberal Islam-oriented tend to the affirmation that the Western culture, namely: a sense of freedom in the west, but not the meaning of freedom is universal.

More ironically, it was liberal Islam in giving a sense of freedom is often stuck in the paradigm of the self, whereas if it respects the freedom of liberal Islam as a whole, liberal Islam was supposed to be able to honor the various opinions that come and go from the opposing party.

Problems of Lesbians and Gay is in the sought-after by Irshad Manji can be used as a small example. That the paradigm of liberal Islam often express terms of mutual respect, such as Irshad Manji value the opinion of the freedom campaign on behalf of Lesbians and Gay, but at the moment to get opposition from the Islamic community in Yogyakarta, was a liberal Islamic groups are not able to appreciate a difference of opinion. Even those who oppose discussion of said Irshad Manji is a group that is not able to appreciate a difference of opinion, but if you look at it right in the opinion of the campaign repellent Irshad Manji, of course it was one of a form of freedom. Departing from this liberal has proven unable to provide an understanding of the meaning of freedom of speech as a whole.

Liberal Islam have always used the language of freedom as a powerful argument in the fight against any particular group, especially when dealing with groups opposed to the liberal understanding of Islam, Islam is where liberal means of providing such a narrow meaning of freedom. Because when he speaks in full freedom, that freedom is a form of expression between the pros and cons as a form of freedom of expression. Departing from the unfit liberal Islam is where the judge who disagreed with their ideas with the Islamic label gives the bias in the conflict.

The existence of liberal Islam often echoing a term courage in expressing opinions, but that opinion is at odds with the idea of ​​liberal Islamic groups say the shallowness of thought in the review about the Islamization, Islam means the courage to get stuck on the logic of liberal self-righteousness.

Liberal Islam is the new face of western culture in delivering a shock therapy to the Islamic community, so that people can accept the idea of ​​Islam western nations, while western nations are not willing to accept the paradigm of society as opposed to their own culture.

Freedom becomes the argument of liberal Islam as a means of self-justification in doing a series of building an argument. But at the moment there are diametrically opposite to the idea of ​​paradigms other than the idea of ​​liberal Islam, it is considered not appreciate the freedom, of course, it violates the meaning of freedom in universal.

Depart from the text above, means that liberal Islam stuck in terms of freedom in providing a partial meaning. Because Islam liberal in giving the meaning of freedom only to the extent of freedom perspective on himself and his group paradigm. But at the rejection of the idea of ​​other groups or individuals, Islam was considered a liberal group that opposed it did not appreciate the freedom, but if it clearly gives a sense of freedom, whether in the form of rejection or accept an idea, of all that forms part of a freedom of the proposition itself. And Allah gives guidance to whom He wills of His. He was all-powerful. So I believe there is no god but Allah.

Greetings from our social networking
kiber (www.kitaberbagi.com) ..................