Meluruskan Mushaf Al-Qur'an


By: Khoirul Taqwim


Keberadaan mushaf Al-Qur'an atau shuhuf berasal dari bahasa Arab Selatan kuno, tetapi didalam perjalanannya sejarah mencatat, bahwa dikatakan mushaf Al-Qur'an itu tidak lepas dari mushaf Utsmani atau Mushaf al-Imam, padahal mushaf Al-Qur'an tidak hanya mushaf Ustmani, tetapi ada mushaf Al-Qur'an lainnya, diantaranya: Mushaf Ali bin Abi Thalib, Mushaf Ibn Mas’ud, dan Mushaf Ubay ibn Ka’ab.

Keberagaman dari berbagai mushaf Al-Qur'an yang ada berarti ajaran Islam mempunyai kekayaan yang sungguh menakjubkan, untuk dikaji maupun untuk digali lebih dalam lagi tentang ajaran agama Islam.

Mushaf Al-Qur'an tidak sedikit orang yang menyamakan dengan wahyu Ilahi, padahal mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah tulisan yang berusaha membukukan wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis.

Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.

Meluruskan Mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah keniscayaan, untuk menjadi penerang bagi umat Islam, supaya umat Islam dapat membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an. Karena tidak sedikit yang menganggap, bahwa wahyu Ilahi sama dengan mushaf Al-Qur'an, padahal keduanya sangat berbeda, apabila kalau kita mencermati secara hati-hati dan jernih dalam mengungkap kedua hal tersebut.

Mencari kebenaran tentang wahyu Ilahi membutuhkan sebuah instrumen dan logika yang jelas. Mengingat wahyu Ilahi bersumber dari sang maha pencipta segala, sedangkan mushaf Al-Qur'an sebuah tindakan insan manusia yang berupaya menulis sebuah wahyu Ilahi dari perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan membedakan antara firman dan sabda.

Kebenaran wahyu Ilahi sudah tidak diragukan lagi, tetapi kalau wahyu Ilahi sudah di konvers menjadi mushaf Al-Qur'an, berarti sama dengan wahyu Ilahi sudah dijadikan alat untuk menjadi bahan pengetahuan bagi umat Islam secara universal

Dengan meluruskan mushaf Al-Qur'an dapat menjadikan sebuah pemahaman bagi umat Islam, bahwa mushaf Al-Qur'an berjumlah tidak hanya satu saja, tetapi mushaf Al-Qur'an lebih dari satu. Sedangkan wahyu Ilahi berupa Al-Qur'an diturunkan untuk nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril. Sedangkan keberadaan mushaf Al-Qur'an berupaya menjelaskan tentang wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis dimasa saat itu, hingga dimasa saat ini.

Semoga Allah SWT memberikan pencerahan Ilmu kepada kami semua, Amin........

Mengembalikan Wahyu Ilahi Vs Kembali Kepada Mushaf Al-Qur'an


By: Khoirul Taqwim

Ketika umat muslim menghadapi beragam permasalahan tentang realitas kehidupan yang dialaminya, ternyata tidak sedikit yang berupaya mencari permasalahan yang dialaminya dengan pondasi ajaran agama Islam. Sehingga menimbulkan beragam tafsir yang tidak sedikit pula tafsir yang muncul hanya sebatas tafsir kepentingan belaka, tanpa melihat kebenaran yang haqiqi. Maka untuk itulah dibutuhkan analisa mengenai pemecahan umat Islam dengan bersumber wahyu Ilahi.

Banyak tokoh umat Islam terutama golongan modern yang berupaya disetiap melihat permasalahan kehidupan mereka berupaya kembali kepada Mushaf Al-Qur'an, padahal ketika kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau tidak dengan hati-hati dan teliti akan terjadi percampuran makna antara mushaf Al-Qur;an dengan realitas kehidupan. Sehingga permasalan yang seyogyanya tidak ada didalam mushaf Al-Qur'an, tetapi dikatakan ini ada didalam mushaf AlQur'an, padahal sudah seharusnya dikatakan ini hanya sebatas tafsir dari mushaf Al-Qur'an, tetapi bukan malah mengatakan permasalahan ini berkaitan dengan Mushaf Al-Qur'an, padahal tidak ada kaitannya sama sekali antara permasalahan yang dialami seseorang dengan keberadaan mushaf Al-Qur'an.

Gagasan kembali kepada mushaf Al-Qur'an tidak jarang menemukan kejangkalan, bagaimana tidak? Mushaf Al-Qur'an yang tidak membicarakan secara detail permasalahan, tetapi seolah-olah mushaf Al-Qur'an berbicara secara detail, hingga keterm-term kecil. Sehingga menimbulkan kerancuan didalam beragama Islam disebabkan munculnya berbagai tafsir dan pemahaman yang disebabkan kembali kepada mushaf Al-Qur'an.

Dengan kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau sebatas hanya dijadikan alat pembenaran diri didalam beragama, tentunya akan menghasilkan sebuah politisasi didalam menjalankan keagamaan. Maka untuk itulah kembali kepada mushaf Al-Qur'an hanya menambah multi tafsir yang menjadikan perbedaan semakin ditonjolkan, Sehingga yang terjadi tafsir antara satu dengan yang lainnya mengalami perbedaan, dan akhirnya yang teerjadi tindakan destruktif antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya.

Sedangkan mengembalikan wahyu Ilahi merupakan sebuah wujud kepasrahan diri, bahwa Al-Qur'an itu wahyu Ilahi. Sehingga dibutuhkan pemahaman membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, begitu juga perbedaan antara mushaf Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an. Mengingat ketiga hal ini kalau tidak berhati-hati akan terjadi percampuradukan, padahal jelas berbeda antara Wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, dan begitu juga keduanya berbeda dengan tafsir Al-Qur'an.

Dengan mengembalikan wahyu Ilahi kita dituntut dapat membedakan antara wahyu Al-Qur'an dengan mushaf Al-Qur'an. Sehingga kita dapat menganalisa secara jernih dalam berupaya menjelaskan ajaran agama Islam secara benar dan tepat sasaran. 

Semoga Allah SWT memberikan kecerdasan buat diri dan semuanya, Amin.............

66. Longdres Benih Ful Lonjor Halus @Rp. 35.000



Harga promo Longdres Benih Ful Lonjor Halus dengan harga obral murah perbiji Rp. 50.000. Sedangkan bagi yang mau beli 10 biji dengan harga promo Rp. 35.000 perbiji. Dan bagi yg berminat bisa menghubungi nomor telepon 085-647-217-538, Pin BBM 7d2a8bc2.

Widadari swargi


Dening: Khoirul Taqwim

Widadari swargi
adalem serat bahasa tentang panjenengan
saking dinten ingkang mboten nate lelah
dalem mengenang panjenengan sareng sajak dalem
ingkang berbaris tanpa jemu
nyerat tentang pasuryan panjenengan
ingkang kian salajeng lebet angan dalem

Widadari swargi sang pengembara elmi
punapa panjenengan mangertos tentang jarwi raos jiwa
ingkang kian memasung kebekuan lara dalem
amargi dipunpanjenengan salajeng dhateng lebet wungon hayal dalem
sayangipun sedaya namung sumpena sendu
ingkang mboten terjamah lebet yektos


Wahai Widadari swargi
panjenengan renungan saben ambakan
saking jiwa ngantos penggalihan dalem
ingkang kian larut lebet hayalan
amargi sedaya mboten menentu
antawis arah ugi keyektosan

Widadari swargi
adalem serat kagem panjenengan
salajeng ugi salaminipun