By: Khoirul Taqwim
Semilir angin pagi
Masih menampakkan kegirangan rasa
Alam terasa menjadi sahabat terbaik
Bersama kelembutan cahaya sang surya
Bermandikan mentari pagi keindahan
Penuh dengan rasa gejolak jiwa
Semua mengalir dalam asmara cinta
Menggoda disetiap detak nafas kehidupan
Saat sabda cinta berkumandang dicelah-celah kalbu jiwa
Saat cinta hadir dalam jiwamu
Jangan pernah ada putus asa
Walaupun sang dewi pujaan
Menutup pintu hati rapat-rapat
Ketuklah pintu hatinya
Hingga ribuan ketukan sekalipun
Sampai ketukan-ketukan cintamu
Mampu membuka celah hati sang dewi pujaanmu
Kata menyerah dalam bercinta
Merupakan sebuah dusta jiwa
Maka dari itu
Hunuskan cintamu kejantung hatinya
Hingga dia membuka pintu hatimu
Hanya untuk engkau seorang dalam jiwanya
Namun bila dia masih mengunci rapat-rapat pintu hatinya
Maka bakarlah cintamu
Supaya sang dewi pujaanmu
Tersentuh oleh kobaran api asmaramu
Hunuskan cintamu
Jangan pernah kau sarungkan cintamu
Karena bila kau sarungkan
Berarti engkau telah ingkar membela cinta sucimu
Penuhi hasrat panggilan cintamu
Biar menyeberangi samudra darah
Biar mengarungi hujan air mata
Terus hunuskan cintamu dijantungnya
Supaya dia tahu seberapa besar perjuangan cintamu
Untuk sang dewi kecantikan tercinta
Walau pada akhirnya
Engkau tetap tak mampu mambuka pintu hatinya
Namun dalam jiwa kecilnya
Dia akan mengabadikanmu selama-lamanya
Dalam genggaman jiwa sang dewi pujaanmu
Hingga sampai sang dewi menutup mata pada akhirnya
Semua tersurat dalam sabda-sabda cinta