Keberadaan paham NU dan Wahabi dapat di ibaratkan kucing dengan tikus, mereka saling serang menyerang sebuah pondasi keyaqinan. Bahkan mereka merasa paling sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Inilah peristiwa tanda besar kerusakan dalam tubuh Islam, apabila saling serang sebuah pondasi keyaqinan akan terus berkembang di kedua paham Islam terbesar di dunia saat ini.
Dalam melakukan sebuah perdamaian di butuhkan garis tengah yang saling menghargai satu sama lain, agar tercipta perdamaian yang di ajarkan Nabi besar Muhammad SAW. Sehingga tercipta saling menghargai keyaqinan dengan indah dan nyaman. Mengingat Wahabi dan NU merupakan paham Islam terbesar di tingkat lokal maupun Internasional.
Saling serang Wahabi dengan NU di Indonesia sejak dahulu kala sudah begitu kental dengan pertarungan argumen yang saling bantah membantah, seperti permasalahan tahlil, Qunut pada waktu Sholat Subuh, Ziarah kemakam, Maulid Nabi, talqin mayit dan lain sebagainya. Dari contoh inilah menjadi cikal bakal pertarungan abadi dalam tubuh Islam antar NU dan Wahabi. Lalu siapa yang salah dan siapa yang benar? Lepas dari salah dan benar antar keyaqinan NU dengan Wahabi, tentu yang pasti umat Islam berkewajiban saling menjunjung tinggi sebuah keyaqinan dengan bersandarkan kitab suci Al-Qur'an, agar tercipta sebuah jalan arif dalam menyikapi permasalahan kedua paham secara tepat.
Mulai dari permasalahan yang paling sederhana sampai yang paling pelik. Inilah yang menjadikan konfliks tak berkesudahan dari generai kegenerasi.
Paham Wahabi di dominasi dari partai PKS, HTI, Muhammadiyah dan masih banyak lagi paham yang berlandaskan Wahabi. Mengingat paham di atas selalu menyerang masalah tahlil, Maulid nabi, talqin mayit dan masih banyak lagi yang menjadi perdebatan dalam paham Islam terbesar di dunia ini.
Paham Wahabi dan NU merupakan paham yang punya warna besar dalam sejarah di nusantara, Sehingga kita sering mendengar syari'at NU dan Wahabi dalam melakukan berbagai ritual ibadah sebagian ada yang mengalami perbedaan dalam keyakinan kedua kelompok besar ini. Sehingga menimbulkan saling serang yang tak berkesudahan, bahkan ironis pertentangan kedua paham ini tumbuh subur dalam tubuh kedua paham tersebut. Nah! berangkat dari situ butuh ketenangan hati dalam menyikapi perbedaan dalam beribadah, agar tercipta sebuah bangunan Islam yang kokoh dalam lindungan Allah SWT.
Hentikan wahabi dan NU saling serang keyaqinan secara buta. Dengan tujuan agar tercipta jalan terbaik dalam melaksanakan sebuah hajat perdamaian di Tengah-tengah kehidupan umat Islam di Indonesia. Semoga Allah mengabulkan Do'a do'a kita, Dan jadikan perbedaan keyaqinan adalah rahmat, Amiens..........
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)....................
0 komentar:
Posting Komentar