Subhanallah, Anas begitu paham kondisi negara yang semakin kacau di sebabkan tindak penyimpangan uang negara, di situlah Anas berdiri tegak dengan mengibarkan semangat baru melawan para koruptor. Bahkan keberadaan tugu Monas dijadikan Anas sebagai simbol perlawanan terhadap para koruptor. Sehingga masyarakat bangsa Indonesia hari ini tertuju Monas yang sudah lama terdiam membisu, namun saat ini Monas sebagai lambang tidak sebatas wadah monumen nasional, tetapi lebih jauh lagi Monas telah dijadikan Anas simbol perjuangan melawan para koruptor Indonesia.
Pernyataan Anas telah menjadi sebuah catatan tinta emas sejarah besar di negeri sarang koruptor, "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas," Suara gemuruh ini menerjang Dinding-dinding lintas batas hukum Indonesia. Mengingat bangsa Indonesia belum menerapkan hukum gantung di Indonesia terhadap para pelaku tindak koruptor, tetapi Anas dengan berani meruntuhkan hukum yang selama ini kurang tegas dan terasa ragu dalam mengambil sikap. Sehingga pernyataan Anas tentang gantung di Monas merupakan suara tegas dalam mengambil sikap terhadap para koruptor. Bahkan dirinya siap di hukum gantung di Monas, apabila Benar-benar melakukan tindak korupsi.
Keberanian Anas menjadi suri tauladan positif terhadap semua pejabat mulai dari desa sampai pusat, apabila ada seorang pejabat melakukan tindak korupsi, maka dia harus siap menanggung segala resiko. Bahkan resiko terburuk sekalipun, walau harus di gantung di Monas. Sungguh ini merupakan terobosan yang sangat berani dalam menegakkan keadilan di negeri Indonesia, agar hukum dengan menjunjung keadilan di tegakkan secara benar dalam naungan nusantara Indonesia.
Keberadaan Anas sebagai tokoh yang sudah tidak asing lagi di laga kancah politik nasional. Sehingga Anas menjadi sorotan di berbagai media publik, baik melalui bentuk penghujatan maupun dalam bentuk sanjungan terhadap Anas. Mengingat Anas sampai detik ini masih tercatat sebagai ketua umum partai Demokrat. Dengan keberanian Anas dalam mengambil sikap dan mengambil langkah menyelamatkan negara dari tindak koruptor, Anas rela menjadi monumen pemberantasan korupsi di bumi nusantara Indonesia.
Sikap Anas terhadap tindak pemberantasan korupsi di Indonesia. Anas siap menjadi martir "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang" maka dia bersedia di gantung di Monas. Pernyataan ini mengingatkan tokoh besar Cina dengan slogan "Berikan saya seratus peti mati dan peti mati satunya buat saya, apabila saya telah melakukan tindak korupsi (Sungguh luar biasa)". Memang bangsa Indonesia mengalami krisis kepercayaan terhadap negara yang sangat miris sekali. Sehingga memulihkan kepercayaan dengan cara memberantas korupsi di segala arah harus di lakukan, agar pemerintahan bangsa Indonesia mampu memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap para pengelola negara.
Menelaah atas keberanian pernyataan Anas menimbulkan tanggapan beragam dalam kehidupan masyarakat antara pro dan kontra. Mengingat pernyataan ini di ucapkan oleh tokoh muda Indonesia. Sehingga pernyataan ini dapat di ibaratkan sebagai ketegasan Anas dalam memberi sebuah kepercayaan terhadap masyarakat, bahwa hukum harus berjalan di negeri nusantara, bahkan dirinya sekalipun siap di gantung di Monas.
Monas merupakan simbol sebagai pengingat di kala para pejuang memperjuangkan kemerdekaan 45. Berangkat dari situlah Monas di bangun sebagai lambang monumen nasional, agar anak bangsa Indonesia mengingat sebuah perjuangan para leluhur negeri dalam mengemban tugas suci, untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehingga Monas sangat berarti dalam kehidupan masyarakat dalam mengenang Jasa-jasa para pahlawan. Namun seiring waktu permasalahan bangsa semakin kompleks, tidak seperti di zaman pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan di era Soekarno yang berperang melalui militer maupun diplomatis melawan bangsa asing, tetapi saat ini bangsa Indonesia di hadapkan "perang melawan koruptor".
Berganti era kepemimpinan dan zaman. maka perubahan bentuk perangpun mulai berbeda, kalau era saat ini begitu banyak tindak penyimpangan dengan menilep uang negara. Karena dengan kondisi tersebut, perang yang tepat di era saat ini dengan istilah sebutan "perang melawan para koruptor". Dengan perang melawan koruptor inilah, sosok Anas tampil dengan gagah berani, tegas dan tanpa ragu dalam mengambil sikap, bahwa dirinya siap di gantung, apabila dirinya melakukan tindak korupsi Hambalang. Berangkat dari sinilah keberanian Anas wajib di acungi dua jempol sebagai penyelamat bangsa Indonesia dari penyakit korupsi. Bahkan dia rela jadi martir di gantung di Monas.
Kejeniusan Anas dalam mengambil sikap "perang melawan koruptor" sampai meruntuhkan Monas lama sebagai simbol pengingat para pahlawan bangsa. Namun saat ini Anas telah membangun Monas kembali dengan ruh perubahan baru. Karena Anas telah berani menjadi sosok pahlawan korupsi Indonesia. Sehingga Anas memberi nyawa baru terhadap tugu Monas yang semakin mulai redup di telan keserakahan zaman. Mengingat korupsi telah menjadi penyakit kanker mematikan di negeri Indonesia, di situlah Anas tampil berani dengan pernyataan "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas". Sungguh, Allah maha pengampun segala.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)............
Pernyataan Anas telah menjadi sebuah catatan tinta emas sejarah besar di negeri sarang koruptor, "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas," Suara gemuruh ini menerjang Dinding-dinding lintas batas hukum Indonesia. Mengingat bangsa Indonesia belum menerapkan hukum gantung di Indonesia terhadap para pelaku tindak koruptor, tetapi Anas dengan berani meruntuhkan hukum yang selama ini kurang tegas dan terasa ragu dalam mengambil sikap. Sehingga pernyataan Anas tentang gantung di Monas merupakan suara tegas dalam mengambil sikap terhadap para koruptor. Bahkan dirinya siap di hukum gantung di Monas, apabila Benar-benar melakukan tindak korupsi.
Keberanian Anas menjadi suri tauladan positif terhadap semua pejabat mulai dari desa sampai pusat, apabila ada seorang pejabat melakukan tindak korupsi, maka dia harus siap menanggung segala resiko. Bahkan resiko terburuk sekalipun, walau harus di gantung di Monas. Sungguh ini merupakan terobosan yang sangat berani dalam menegakkan keadilan di negeri Indonesia, agar hukum dengan menjunjung keadilan di tegakkan secara benar dalam naungan nusantara Indonesia.
Keberadaan Anas sebagai tokoh yang sudah tidak asing lagi di laga kancah politik nasional. Sehingga Anas menjadi sorotan di berbagai media publik, baik melalui bentuk penghujatan maupun dalam bentuk sanjungan terhadap Anas. Mengingat Anas sampai detik ini masih tercatat sebagai ketua umum partai Demokrat. Dengan keberanian Anas dalam mengambil sikap dan mengambil langkah menyelamatkan negara dari tindak koruptor, Anas rela menjadi monumen pemberantasan korupsi di bumi nusantara Indonesia.
Sikap Anas terhadap tindak pemberantasan korupsi di Indonesia. Anas siap menjadi martir "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang" maka dia bersedia di gantung di Monas. Pernyataan ini mengingatkan tokoh besar Cina dengan slogan "Berikan saya seratus peti mati dan peti mati satunya buat saya, apabila saya telah melakukan tindak korupsi (Sungguh luar biasa)". Memang bangsa Indonesia mengalami krisis kepercayaan terhadap negara yang sangat miris sekali. Sehingga memulihkan kepercayaan dengan cara memberantas korupsi di segala arah harus di lakukan, agar pemerintahan bangsa Indonesia mampu memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap para pengelola negara.
Menelaah atas keberanian pernyataan Anas menimbulkan tanggapan beragam dalam kehidupan masyarakat antara pro dan kontra. Mengingat pernyataan ini di ucapkan oleh tokoh muda Indonesia. Sehingga pernyataan ini dapat di ibaratkan sebagai ketegasan Anas dalam memberi sebuah kepercayaan terhadap masyarakat, bahwa hukum harus berjalan di negeri nusantara, bahkan dirinya sekalipun siap di gantung di Monas.
Monas merupakan simbol sebagai pengingat di kala para pejuang memperjuangkan kemerdekaan 45. Berangkat dari situlah Monas di bangun sebagai lambang monumen nasional, agar anak bangsa Indonesia mengingat sebuah perjuangan para leluhur negeri dalam mengemban tugas suci, untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehingga Monas sangat berarti dalam kehidupan masyarakat dalam mengenang Jasa-jasa para pahlawan. Namun seiring waktu permasalahan bangsa semakin kompleks, tidak seperti di zaman pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan di era Soekarno yang berperang melalui militer maupun diplomatis melawan bangsa asing, tetapi saat ini bangsa Indonesia di hadapkan "perang melawan koruptor".
Berganti era kepemimpinan dan zaman. maka perubahan bentuk perangpun mulai berbeda, kalau era saat ini begitu banyak tindak penyimpangan dengan menilep uang negara. Karena dengan kondisi tersebut, perang yang tepat di era saat ini dengan istilah sebutan "perang melawan para koruptor". Dengan perang melawan koruptor inilah, sosok Anas tampil dengan gagah berani, tegas dan tanpa ragu dalam mengambil sikap, bahwa dirinya siap di gantung, apabila dirinya melakukan tindak korupsi Hambalang. Berangkat dari sinilah keberanian Anas wajib di acungi dua jempol sebagai penyelamat bangsa Indonesia dari penyakit korupsi. Bahkan dia rela jadi martir di gantung di Monas.
Kejeniusan Anas dalam mengambil sikap "perang melawan koruptor" sampai meruntuhkan Monas lama sebagai simbol pengingat para pahlawan bangsa. Namun saat ini Anas telah membangun Monas kembali dengan ruh perubahan baru. Karena Anas telah berani menjadi sosok pahlawan korupsi Indonesia. Sehingga Anas memberi nyawa baru terhadap tugu Monas yang semakin mulai redup di telan keserakahan zaman. Mengingat korupsi telah menjadi penyakit kanker mematikan di negeri Indonesia, di situlah Anas tampil berani dengan pernyataan "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas". Sungguh, Allah maha pengampun segala.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)............
0 komentar:
Posting Komentar