Indonesia Bukan Negara Islam, Malaysia Menolak Bergabung


Bangsa Indonesia di saat memasuki zaman kemerdekaan penuh dengan segudang rintangan penghalang, bahkan sesudah kemerdekaan bangsa Indonesia masih terus di Intervensi bangsa raksasa Eropa, Amerika, dan Australia, mengingat bangsa Indonesia sangat berbahaya bagi bangsa barat, karena Indonesia merupakan bangsa terbesar di kawasan asia tenggara. Inilah yang menjadi masalah bagi bangsa barat di saat kemerdekaan Indonesia datang dan sesudahnya.

Malaysia pada saat Indonesia memasuki babak kemerdekaan, para pemimpin nusantara melalui gerakan nasional berupaya melakukan sebuah pendekatan politis, untuk menggabungkan bangsa nusantara dalam satu bendera, sehingga pada saat itu pemimpin dari bangsa Malaysia mulai melakukan gerilya politis dengan Indonesia, agar dapat menggabungkan antara bangsa Indonesia dan Malaysia di bawah satu bendera nusantara, namun perjalanan sejarah tak semulus yang di Cita-citakan para pemimpin bangsa di kawasan nusantara, mengingat bangsa penjajah masih meletakkan kaki di tanah nusantara, sehingga penggabungan kedua negara besar ini mengalami kegagalan.

Bangsa Malaysia siap bergabung dengan Indonesia dengan catatan harus sesuai dengan karakter masyarakat di negara tersebut, mengingat bangsa Malaysia punya karakter berwajah Islam di tengah-tengah kehidupan msyarakat, sedangkan Indonesia cenderung keberagaman dalam kehidupan masyarakat, sehingga bangsa Indonesia dan Malaysia tidak menemukan jalan integrasi dalam naungan satu bendera nusanatara, di sebabkan masalah cara pandang dan azas sebuah bangsa yang berbeda. Inilah yang menjadi kegagalan penggabungan Malaysia dengan Indonesia.

Sebenarnya, pada saat Detik-detik kemerdekaan bangsa Indonesia sudah mulai mempersiapkan azas berdasarkan Islam, namun melihat tekanan dari bangsa penjajah yang begitu kuat, sehingga Indonesia mengalihkan dari azas Islam menuju Pancasiila dalam meletakkan dasar negara Indonesia.

Melihat kondisi bangsa Indonesia yang tidak berazaskan Islam, maka bangsa Malaysia mulai mendekati Inggris, untuk minta dukungan kemerdekaan bangsa Malaysia, Inggris menyetujui dengan syarat kontrak politik yang mengatasnamakan, bahwa kemerdekaan Malaysia adalah hadiah dari bangsa Inggris, disitulah awal perselingkuhan Malaysia dengan Inggris dan mengingkari wajah bangsa nusantara Indonesia.

Berangkat dari argumen di atas kita dapat menarik kesimpulan, bahwa di saat mendekati kemerdekaan Indonesia, bangsa Malaysia mulai gerilya politis dengan Indonesia, untuk menggabungkan wilayah Malaysia dan Indonesia di bawah naungan bendera nusantara, namun melihat bangsa Indonesia yang tidak berazaskan Islam, maka bangsa Malaysia lebih memilih mendirikan bangsa sendiri di banding bergabung dengan bangsa Indonesia. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.

Inilah Alasan Inggris Mengingkari Bangsa Nusantara Indonesia




Bangsa Inggris telah lama memijakkan kaki penjajahan di kawasan nusantara, padahal Inggris tahu betul mengenai sejarah besar bangsa nusantara pada zaman dahulu kala di asia tenggara, namun Inggris enggan memberikan wilayah jajahannya pada kesatuan bangsa nusantara, disebabkan bangsa Inggris mempunyai kepentingan politis maupun ekonomis di Malaysia. Inilah penyebab utama Inggris mengkhianati bangsa nusantara.

Indonesia merupakan wajah bangsa nusantara, sedangkan Malaysia di bentuk Inggris sebagai pijakan sewaktu-waktu melakukan agresi milter maupun ekonomi di kawasan nusantara, sehingga Malaysia di bentuk Inggris sebagai penghalau laju kekuasaan wilayah bangsa nusantara, agar seluruh bangsa nusantara tidak bersatu di bawah naungan bendera nusantara Indonesia.

Bangsa Inggris telah menjajah dan merampas bangsa nusantara, bahkan sampai detik ini bangsa Inggris belum sepenuhnya memberikan kedaulatan nusantara di tangan bangsa Indonesia, sehingga antara Indonesia dengan Malaysia dibuat lupa sejarah besar bangsa nusantara. Lebih jauh dari itu, sebenarnya konflik Indonesia dengan Malaysia merupakan pertarungan bangsa Inggris dengan bangsa nusantara, mengingat Inggris punya dendam kesumat dengan bangsa Indonesia, karena Inggris pernah dikalahkan dalam perang terbesar di akhir perang dunia ke-2 yang berada di kawasan asia pasifik. Nah! tentu kita masih ingat segar pada saat perang 10 November di Surabaya, bangsa Inggris kalah besar dengan kekuatan para pejuang Indonesia dengan menggebu-gebu mampu mengalahkan bangsa adidaya dari eropa. Inilah kekalahan terbesar bangsa Inggris setelah perang dunia ke-2 di kawasan asia pasifik.

Bangsa nusantara punya sejarah besar dalam meletakkan kaki di kawasan asia tenggara, sehingga sebisa mungkin bangsa Inggris menghentikan kedaulatan bangsa nusantara yang berwajah Indonesia, dengan cara mengambil bangsa Malaysia dari pangkuan bumi nusantara, bahkan lebih jauh dari itu, bangsa Inggris telah mengambil sebagian Pulau Kalimantan yang ada di sabah, serawak dan sekitarnya, untuk di jadikan bangsa buatan Inggris dalam menangkal kekuasaan bangsa nusantara Indonesia.

Sejarah di putar balikkan sedemikian rupa oleh bangsa Inggris, bahkan anak cucu nusantara banyak yang lupa mengenai sejarah besar nusantara, bahwa Indonesia dan Malaysia dahulu kala menyatu di bawah satu bendera nusantara, namun bangsa penjajah telah mengkebiri sejarah besar bangsa nusantara, bahkan cenderung mengadu domba sesama bagian bangsa nusantara. Inilah strategi bangsa penjajah dalam bermain tipu daya, sehingga kita harus selalu waspada dengan kelicikan bangsa penjajah dari eropa, dan Inilah yang harus menjadi perhatian para sejarahwan dan para politisi, untuk memberikan pencerahan mengenai bangsa nusantara di kawasan asia tenggara. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.
.

Jangan Pernah Ragu, Sejak Majapahit Kalimantan itu Milik Indonesia


Perebutan wilayah Kalimantan sejak kemerdekaan bangsa Indonesia sudah menjadi simbol perlawanan dan tonggak sejarah bangsa adidaya di asia tenggara, bahkan sampai hari ini masalah pulau Kalimantan masih hangat dibicarakan di berbagai media maupun di Sudut-sudut warung kopi.

Indonesia lahir sebagai wajah nusantara dalam mengemban tugas mulia, dan bangsa Indonesia punya hak besar terhadap pulau Kalimantan di banding Malaysia, namun perjalanan sejarah pulau Kalimantan telah dikebiri bangsa Inggris, sehingga pulau Kalimantan bagian serawak, Sabah dan sekitarnya telah di ambil secara paksa oleh bangsa Inggris dan diberikan kepada bangsa Malaysia. Inilah sejarah besar bangsa Malaysia dan Indonesia dalam meletakkan kekuasaan di pulau Kalimantan.

Sejak zaman Majapahit bangsa yang ada di kawasan asia tenggara, selain kekuasaan dinasti Gajah Putih, semua termasuk dalam Kawasan bangsa Nusantara, sehingga jangan pernah ragu, bahwa pulau Kalimantan sejak Indonesia merdeka merupakan wajah baru bangsa nusantara.

Maha Patih Gajah Mada sebagai pemersatu nusantara mulai dari Papua sampai Malaysia dahulu kala bersatu padu dalam naungan satu bendera nusantara, namun semua dirusak oleh penjajah dan sejarah di putar balikkan sedemikian rupa, sehingga sejarah menjadi abal-abal yang tak menentu arah kebenaran.

Pulau Kalimantan sebagian di ambil Malaysia Gara-gara bangsa Inggris yang mendukung penuh keberadaan Malaysia, sehingga wajar, apabila bangsa Malaysia merupakan wajah bangsa Inggris, sedangkan bangsa Indonesia merupakan wajah dari bangsa nusantara, penerus tongkat estafet bangsa nusantara yang pernah bersatu padu di bawah kekuasaan sang Maha Patih Gajah Mada.

Sejarah besar bangsa nusantara dalam menyatukan asia tenggara, bukanlah hisapan jempol belaka, karena itu sudah menjadi fakta sejarah. Bahkan D.G.E. Hall dalam buku sejarah asia tenggara mengakui keberadaan bangsa nusantara, sehingga keberadaan bangsa Indonesia merupakan wajah baru bangsa nusantara, sedangkan bangsa Malaysia di bentuk bangsa Inggris, berarti Malaysia penerus tongkat estafet bangsa Inggris, sedangkan bangsa Indonesia merupakan penerus tongkat estafet bangsa Nusantara. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.. .

Inilah Semangat Kaum Nasionalis Dan Komunis Mengganyang Malaysia, Kalau Agamis Menolak Keras Membunuh Sesama Muslim



Bangsa Indonesia masih ingat dengan bahasa Soekarno mengenai ketiga idiologi dengan sebutan Nasakom, ketiga idiologi ini mempunyai jiwa yang berbeda, walaupun hakikatnya sama mencari sebuah jalan kebenaran menurut pandangan idiologi Masing-masing, namun dalam perjalanan ketiga idiologi ini punya pandangan yang berbeda dalam memegang roda kekuasaan, sehingga ketiga idiologi ini sering berbenturan, bahkan nyawa melayang atas nama ketiga idiologi yang ada di nusantara sampai saat ini.

Melihat sejarah bangsa Indonesia yang penuh tumpah darah dalam menegakkan pancasila di bumi pertiwi, begitu berat ujian yang di lalui, bahkan darah dan air mata menjadi taruhan dalam menegakkan pancasila, sehingga dalam menegakkan pancasila butuh kekuatan penuh segenap tumpah darah masyarakat Indonesia.

Soekarno melalui nasakom berusaha keras menyatukan ketiga idiologi besar yang ada di bumi pertiwi, tetapi dalam perjalanan komunis di anggap melanggar dan berkhianat terhadap pancasila, sehingga di Indonesia tinggal nasionalis dan agamis, sedangkan idiologi komunis di hapus setelah zaman kepemimpinan Soekarno.

Pada zaman dahulu kala di saat bangsa Indonesia melakukan gerakan konfrontasi senjata maupun diplomatik terhadap Malaysia, bahwa semangat kaum nasionalis dan komunis begitu menggebu-gebu, untuk melakukan gerakan pengganyangan terhadap Malaysia, karena menganggap, bahwa Malaysia melanggar wilayah bangsa Indonesia dengan mencaplok sebagian wilayah kalimantan, padahal Kalimantan termasuk wilayah nusantara, sehingga Kalimantan masih di anggap wilayah bangsa Indonesia, mengingat Indonesia cermin dari bangsa nusantara yang ada di kawasan asia tenggara pada waktu itu.

Perjalanan sejarah mengenai Kalimantan milik bangsa Indonesia begitu panjang, sejak majapahit sebagai penyatu nusantara sampai gerakan nasional dalam meraih kemerdekaan Indonesia, bahwa pulau Kalimantan punya hubungan erat dengan nusantara yang saat itu berwajah Indonesia, tetapi berkat Inggris, bangsa Malaysia selamat dari gerakan pengganyangan yang di lancarkan bangsa Indonesia pada waktu itu. Nah! Inilah sejarah besar bangsa Indonesia dan Malaysia dalam mengarungi sebuah kekuasaan di wilayah Kalimantan.

Masalah Kalimantan sampai detik ini masih menjadi bumerang. mulai dari Sipadan, Ligitan, Ambalat, dan sampai saat ini Camar Bulan yang menjadi rebutan kedua negara tersebut. Inilah sengketa turun temurun sejak bapak proklamator sampai generasi anak cucu kedua bangsa besar di kawasan asia tenggara saat ini.

Gerakan ganyang Malaysia di bakar soekarno dan di dukung penuh kaum nasionalis dan komunis pada waktu itu, bahkan sampai saat ini gerakan ganyang Malaysia masih tengiang di telinga jutaan umat Indonesia, tetapi kaum agamis masih berpikir ulang dan bahkan cenderung menolak keras mengenai gerakan ganyang Malaysia, mengingat Malaysia berpenduduk mayoritas beragama Islam, padahal kalau dalam ajaran Islam sesama muslim adalah saudara, sehingga apabila membunuh sesama muslim sangat di larang keras, karena haram hukumnya membunuh sesama muslim. Inilah yang menjadi pertimbangan kaum agamis dalam melangkah menuju gerakan ganyang Malaysia, sehingga di satu sisi membunuh sesama muslim adalah haram, tetapi di sisi lain semangat membela negara harus berkobar di benak sanubari anak bangsa Indonesia. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.. .
.

Perang Indonesia Dengan Malaysia , Berarti Kehancuran Islam di Asia Tenggara



Malaysia dan Indonesia sejak kemerdekaan kedua negara ini, begitu banyak ujian masalah yang harus di selesaikan kedua negara tersebut, bahkan sering terjadi konflik yang berkepanjangan, baik secara di plomatik maupun konfrontasi, sehingga Indonesia dan Malaysia dapat dikatakan salah satu dendam keturunan yang sampai detik ini masih berjalan, tentu semua tinggal menunggu bom waktu, maka perang dahsyat dapat terjadi di kedua negara yang berada dikawasan asia tenggara saat ini.

Keberadaan Indonesia dan Malaysia merupakan sentral wilayah bangsa nusantara, sehingga kedua negara ini selalu mengkaitkan sejarah masa silam dalam mencari pembenaran masalah wilayah perbatasan, bahkan konfrontasi senjata pernah terjadi di sekitar perbatasan yang ada di pulau Kalimantan.

Pulau Kalimantan pernah menjadi alat melegalkan berbagai konfrontasi senjata maupun dalam bentuk diplomatik, dan konfrontasi senjata pernah terjadi disekitar perbatasan kedua negara yang ada di Pulau Kalimantan.

Kalau Indonesia dan Malaysia tidak pernah akur dalam menjalin sebuah hubungan kedua negara ini, tentu yang akan dirugikan umat Islam kedua negara tersebut, bagaimana tidak?...karena kedua negara ini Sama-sama mayoritas beragama Islam, bahkan kalau sampai terjadi pertumpahan darah antara Malaysia dengan Indonesia, berarti termasuk salah satu perang dengan membunuh sesama umat Islam.

Perang Indonesia dengan Malaysia, apabila Benar-benar sampai terjadi, berarti kerusakan Islam dikawasan asia tenggara sudah mulai dekat, bahkan bisa lenyap keberadaan umat Islam di kedua negara yang berpenduduk mayoritas umat Islam tersebut.

Jalur diplomatik dalam menyelesaikan masalah Indonesia dengan Malaysia harus dikedepankan, sebelum konfrontasi senjata Benar-benar terjadi antar kedua negara tersebut, sehingga perlu adanya team pencari fakta dalam menangani masalah perbatasan maupun masalah yang lain, agar tidak Berlarut-larut dan bahkan mengarah menuju konflik yang berkepanjangan antar kedua negara di kawasan asia tenggara saat ini.

Umat Islam di kawasan asia tenggara sebagian besar bermukim di Indonesia dan Malaysia, tentu punya kewajiban sebisa mungkin menolak konfrontasi senjata, apabila jalan melalui perundingan masih bisa diselesaikan, namun, apabila jalan perundingan sudah tidak berjalan, tentu tidak menutup kemungkinan konfrontasi senjata dapat terjadi sewaktu-waktu dalam jangka yang sangat dekat, karena itu peran tokoh Islam maupun pemimpin kedua negara ini harus bijak dalam mengambil langkah mengenai perbatasan maupun beragam konflik yang terjadi antar kedua negara ini.

Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia memang sudah mendarah daging sejak awal berdiri kedua negara ini, sehingga kewaspadaan harus selalu di lakukan dalam mengambil langkah, agar tidak keblunder mengarah pertumpahan darah sesama umat Islam. Inilah yang harus menjadi pertimbangan para pemimpin kedua negera di kawasan asia tenggara saat ini, karena, apabila kedua negara ini mengarah menuju konfrontasi senjata, maka dapat dikatakan kegagalan umat Islam dalam menjalin persahabatan dan menjaga kelestarian ukhuwah Islamiyah di bumi nusantara telah mengalami kehancuran. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.. .