Oleh: Khoirul Taqwim
Laut selatan Ratu Nyiroro kidul
Menari diatas sampah laut jelalatan
Ombak setinggi langit biru
Air samudra bergoyang tak henti paruh nyawa
Tsunami ambil badai datang
Hutan bakau gundul sirna tak hilang
Badai laut darat menghantam
Sahabat terbina bahasa kalbu
Terurai bersama waktu
Sahabat terbina waktu rasa asa
Terurai mata sirna
Hilang setia ditelan garuda
Sahabat
Seru dalam senyap
Kuterpaku kaku
Sebatas cinta bertahan gelombang udara
Bersama tak lagi terpadu
Mengapa??....
Tanya’ dalam sendu jiwa
Kuhadirkan bahasa cinta
Putus sudah tali-tali yang terikat pena sahabat
Sambung putus takkan ada paku bumi hati
Hilang senyap embun pagi tak kembali rasa
Matahari menghisap air pagi tanpa ampun
Semua terasa mimpi bolong tak arti secuil isi
Benak yang punya makna jiwa baku
Bukan mata
Bukan telinga
Bukan itu yang ada
Yang ada rasa sakit didada dalam ranah jiwa
Yang ada rasa sakit batin tak kira nyawa
Yang ada air mata sesal tak makna cerita
Kecewa
Ungkapan dalam hati
Bahasa yang hilang ditelan awan mendung
Ungkapan hujan turun hilang kering
Bahasa udara tak terdengar
Tak gentar jiwa rasa mengepal
Cuma sakit jiwa alam dalam nafas
Badai persahabatan
Cinta ungkapan
Hilang semua makna
Dengki
Benci
Marah
perih
Semua jadi satu rasa sesak makna
Air mata mengucur
Pancoran pindah kelubang mata hati
Tanpa henti
Tanpa henti rasa
Tanpa henti rasa jiwa
Tanpa henti rasa jiwa aroma pelangi
Tanpa henti rasa jiwa aroma pelangi mata sesal batin yang ada
Copyright Nusantara. Blogger Templates created by Deluxe Templates. SEO by: Templates Block
WordPress by Newwpthemes
0 komentar:
Posting Komentar